Hitam Putih Kehidupan
Sebuah catatan khas ku tuliskan untukmu, ya untuk mu bukan
untuk siapa-siapa. Hanya kau di hatiku biarpun terjadi apa-apa pun. Kau tetap
menjadi yang pertama membaca hasil nukilanku ini.
Aku tdak peduli apa pun jika hasilnya nanti tidak
memuaskan hatimu. Kerana yang dituntut dalam bicara tulisanku itu nanti adalah
kejujuran, keindahan dalam penulisanku khas untuk dirimu.
Andai kau sempat membacanya atau pun aku yang tidak mampu
menyudahkannya oleh kerana mungkin aku tiada lagi di sisi fana ini. Berdoalah untuk
ku agar aku diberi kesihatan yang baik, ketenagan dan kharmonian dalam hatiku.
Menulis, aku perlukan ketenangan, kebahagian, sejujurnya
itu yang aku mahukan dalam diriku. Tentu nanti hasilnya sungguh mengembirakan
hatimu.sesekali aku perlukan sepi dan sunyi…ya sepi dan sunyi.
Mengapa aku perlukan sepi dan sunyi? Nanti akan ku
bisikan keindahan sepi dan sunyi pada mu, di saat aku tidak perlukan sunyi dan
sepi. Di saat aku memerlukan dirimu di sisiku.
Itu pun andai kau masih bisa meluangkan waktu seketika
untuk ku jauh dari sepi dan sunyi.
Biarlah nanti kita bicarakan dan bisikan itu
nanti ke telingamu. Di saat mencari-cari apa yang aku mahu bicarakan.
Lalu apakah yang aku bicara nukilkan ini mampu menjentik
emosimu, entahlah sesekali aku bertanyakan pada diri…mengapa dan apakah, perlu
atau tidak, benar atau salah…ya, namanya kehidupan yang dilalui ada
warna-warninya.
Putih itu suci, ia fitrah bagai bayi, tiada apa-apa
kesalahan, aman, tenang bahagia selalu…itu putih, jika kehidupann itu
diibaratkan warna putih.
Ia tiada noda, tiada calar…tiada. Melainkan ada setitis
noda yang menceroboh, pasti titik noda di kehidupan yang putih tiada makna
apa-apa.
Begitulah kesalahan kita, jika hanya satu punca,
segalanya menjadi gelap. Itulah kelemahan insan seperti kita.
Sesi hitam, ya hitam. Gelap, seram, menakutkan, penuh
dengan kecelakaan dan kedurjanaan. Mengapa begitu? Begitulah memang sifatnya
hitam, bila ditambah dengan gulita, gelap gulita, lagi tiada Nampak apa-apa.
Begitulah kehidupan yang serba kehitaman, penuh
pemberontakan, kacau bilau, mencari musuh, adu domba, khianat, dengki dan apa
pun yang berkaitan dengan hitam itu sesungguhnya ia sangat mendukacitakan
setiap yang melalui.
Lalu bagaimana kita mahu menghilangkan hitam dalam
kehidupan kita. Ya, justeru itu kita perlu memiliki cahaya, agar yang hitam itu
bisa diputihkan dan kita beroleh sinar cahaya yang bisa menerangi kehidupan
kita.
Ketenangan dan keharmonian pasti terpancar begemerlapan,
indah sekali bukan?
Begitulah impian kita bersama, keindahan dan kebahagian
yang kita sering dambakan.
Antara kita sering berbeda tetapi perbedaan itu
tidak sampai menghitamkan kehidupan kita, sering kita melupakan dan bertolak
ansur anadai anasir hitan menganggui kita.
Bukankah bila hitam mengangui kita, cahaya itu yang kita
perlukan. Di situ ada cahya yang sangat agung dari yang Maha Agung.
Cahaya itu bisa mencairkan kegelapan, cahaya itu bisa
melembutkan…bukankah cahaya itu yang pernah menerangi 2/3 dunia, tertulis dalam
sejarah tamadaun suci kita.
Cahaya itu yang diangkat oleh insan mulia dan diangkat
sebagai khalifah dimuka bumi ini.dan cahaya itulah yang diangerahkan kepada insan
mulia ini untuk di tebarkan kepada seluruh makhluk yang berada di atasa muka
bumi ini.
Sehingga kini cahayanya tidak pernah padam-padam, biar
pun ada yang cuba mahu memadamnya, ketahulilah ia takkan terpadam-padam.
Kau dan aku juga percaya itu, malah kita sering
memerlukan cahaya itu, tatkala kehitaman mengganguii kehidupan kita. Jangan
sampai kita berpaling dengan cahaya itu.
Nanti kita akan terperosok ke jurang ngeri yang kita
sama-sama tidak mahu ingin ke sana.
Kehidupan kita, kita olah dengan tenang, damai, harmoni
dan cahaya itu tetap menjadi lampu buat kita. Sama-sama kita jagai demi kehidupan
yang murni…
bersambung...
Comments
Post a Comment