Sajak: Orang Itu



Orang Itu

Cukuplah sudah bicara nakal itu
tidakah belum puas selama bertakhta
disinggahsana kuasa sementara
menempa nama sejarah riwayat hidup
diagung-agungkan wira adijagat
mujahid dan entah apa lagi pujian melambong tinggi.

Tidak cukupkah fitnah konspirasi bersemarak keji
hingga terperosok ke jeriji besi teman akrab
dihenyak dihina dibogel dimalukan seantero dunia
itupun masih tak merasa apa-apa lagi
dihujung senja usia, lagi berbicara kosong bohong
sedikit keinsafan belum terlihat terjelma.

Apakah tidak cukup lagi apa yang dicari
belum lagikah kukuh empayar yang dimahu
atau apakah keinginan kembali bertakhta bersemayam
bicara nakal terus-terusan dihambur sesuka hati
tanpa ada bersalah rasa, sesal atau insaf
apa takdir hidupnya demikian begitu

Sedang teman akrab sudah bisa memaafkan
yang sudah-sudahlah tidak mengapa
itu tanda tulusnya hati biar dicerca dihina
namun jiwa besar pejuang sedia memaafkan
lalu kecewa hampa berputik dijiwa lagi
kerna melihat orang itu masih tidak bisa
menyimpan amarah kesumat dendam benci
yang amat mendalam ke lubuk hati keji itu.

Apakah mungkinkah episod ini berterusan
selagi nyawanya masih panjang berjela
itukah suratan takdir akhir kehidupannya
atau apakah masih ada lorong bercahaya
agar kehidupannya beroleh taufik hidayah-NYA.

Masshah 2014
13022014
Meru.

Comments

Popular posts from this blog

Syair: Perpaduan

Pantun Perpaduan

Sajak: Perpaduan Sejati Bukan Mimpi